Thursday 20 May 2010

CATATAN KE IV

Dari cerita asmara yang berjalan untuk menemukan cinta. Sungguh aku harus menemukan jawaban diri bahwa aku benar-benar jatuh cinta. Dan rasa cinta ini terus terbawa kemanapun langkahku membawa sinnggah hidupku.

Sehingga pada suatu ketika aku pulang ketanah daerah, tepatnya di pulau garam sana, yang kata orang dareha gersang dan panas. Yaitu daerah Sumenep daerah maduraku tercinta. Bayangan wanita yangku sayang dan ku cinta sepenuh jiwa terasa hidup subur. Terngiang di pelupuk mata dia telah membuat aku sangat bisa untuk belajar menyayangi wanita yang cukup membuat akuk gelisah. Malam-malam menajdi pendek untuk akku pejamkan mata. Jauhnya nantra Madura dan Malang sungguh menjadi perjalanan yang hampa. Menjadi

Aku pertannyakan apa yanng dapat aku rasakan dalam kerinduan. Aku yang disini hanya dapat pandangi gambarmu. Hanya mampu bayangkan setiamu. Benarkah cinta yang begini juga menjadi cerita cintammu? Seperti bayanganku yang terus menyulam legenda dan kisah terindah untuk aku bisa hidup dalam cinta yang telah bisa mengalahkan aku dalam segalanya.

Sesampainya disini aku seakan tak mampu untuk memaknai perkataannya seorang penyair besar seperti Kahlil Gibran “ cinta itu bagai burung yang ingin ditangkap, tapi tak ingi sehelai bulupun ada yang jatuh”. Seperti mutuiara katanya penyair tadi seakan cintaku harus aku jalani sepanjang abad menjadi catatan jiwa.

No comments:

Post a Comment