Monday 12 April 2010

KU INGIN KAU JATUH KE DALAM SUMUR SALJU JIWAKU



kau bangsa bidadari
tapi, jangan kira aku beri satu harga insani
karana diriku sumur dalam
dingin dan dindingnya lumut hijau
ku butuh kau jatuh ke dalamnya
meski aku tak bakal telan
sekedar butuh kejatuhanmu
ilham peristiwa puisiku*

* Di petik dari sajaknya Pitres Sombowadile

Sajak tadi sebagai prolog dari cerpen pemuda berdarah dingin dalam cinta, (cuek pada kaum perempuan). Pemuda ini bernama Radha (alias). Dia seorang rupawan dan punya ciri khas sikap hidup dengan sopan santun yang di kenal masyarakat mulai semenjak di desanya. Sekarang Radha telah duduk di bangku Universitas, tetapi sikap hidupnya tetap seperti selama dia hidup di lingkunngan Pesantren. Sifat dan sikap itulah yang membuat teman-temannya bahkan beanyak perempuan yang menyukainya. Tetapi Radha ini tidak pernah memperdulikan pada tawaran-tawaran cinta dari seorang perempuan yang menyapanya di setiap waktu di mana saja dia tinggal. Seakan banyak senyum yang Radha keringkan, di manapun dia hidup tetap konsekuen sebagai pemuda berdarah dingin.

Seiring rotasi kehidupannya, musim hidupnyapun berganti seiring hari menjadi lusa, bulan menjadi tahun, tahun pun tercatat dalam abad hidupnya. Radha mendapati kebingungan. Seakan-akan dia menyadari, ketidak mungkinan hidupnya akan selamanya tampa perempuan. Ketika itu Radha sedang menyukai perempuan, sebut saja Sisilia (alias) seorang gadis jelita cantik. Hal ini menjadikan dia suka merenung berkomonikasi dengan perasaannya. Andai kata di bahasakan dia bertanya-tanya seakan tidak yakin pada dirinya. Apakah dirinya benar-benar jatuh cinta atau hanya sekedar suka da kagum.

Kini perjalanan Radha terbata bagai detik waktu. Sisil yang pernah dia kenal hingga menjadi akrab. Benar-benar membuat Radha jatuh hati pada gadis itu. Dalam gumamnya seakan dia berkata “ baru kali ini hatiku tersobek perempuan”. Radha ini sekarang kebingungan menghidupi dua kutub pemikirannya yang bertentangnan. Di samping dia merasa canggung pada perempuan. Dia juga takut untuk menjalani kisah cintanya. Katannya takut menyakiti hati perempuan dan juga takut kehilangan waktu belajarnya dan impian masa depannya.

Sementara Sisil yang tambah hari tambah akrab dengan Radha. Diam-diam gadis ini juga menanamkan perasaan suka pada Radha. Oleh karena gadis ini paham pada sifat dan sikap karakternya Radha, dia membiarkan cintanya mengalir sepreti air. Tetapi Sisil ini terus menunggu waktunya tiba sampai ke muara harapannya. Tetapi realiata yang di terima Sisil ini tidaklah sesuai dengan harapannya. Sisil ini sudah laksana bynga mekar berharap kumbang hinggap. Ternyata di biarkan kering dan layu sama Radha, (ini catatan satu kali kegagalan kodrat sang perempuan).

Sebenarnya realita pahit yang di alami Sisil tadi bukanla kesalahan Sisil sendiri, melainkan sumber masalahnya ada pada Radha. Karena keduanya sudah salingn sama suka. Dua insan yang sudah sanggup hidup dalam satu nafas cinta. Akan tetapi, karena Radha sangat di pengaruhi masa lalunya di lingkungan pesantren. Radha cukup sulit melepaskan perinsip hidupnya. Dia hanya bisa menjadi perhatian publik di manapun tinggal dengan sikap sopan dan kelembutannya. Oleh karena itu, Radha seakan di Dewakan oleh di lingkungan hidupnya di manapun dia tinggal.

Radha yang demikian menjadikan perinsip hidupnya yang punya kemampuan sikap lemah lembut pada orang yang bersikap sopan pada dirinya. Bahkan pada suatu hari bercerita pada temannya. Gumamnya demikian “ masalah yang paling aku takkuti, bahkan akku tak mampu dan tak tahu untuk menyikapi, adalah sikap lemah lembut yang ada di depanku yanng dapat aku lihat dengan kedua mataku”. Maka Radha dala menyukai gadis tadi yang punya wajah anggun dan adab sopan santun laksana putri kerajaan di matanya Radha. Sehingga Radha pada waktu itu hanya bisa memberikan stimulus. Tetapi tidak pernah punya keberdayaan untuk menyikapinya. Radha ini seakan hanya bisa memberikan harapan pada Sisil, tetapi tak bisa untuk mewujudkan. Walaupun yang Radha alami bukanlah keinginan dirinya. Melainkan keadaan karakter dirinya yang telah membentuk sikapnya demikian.

Setelah Radha mengetahui pikirannya yang kacau balauberkecamuk dalam dirinya. Ketika itu ada seorang temannnya yang bercerita tentang gadis yang dia sukai, bahwa gadis yang di kaguminya itu ternyata juga menyukai dirinya. Setelah Radha tahu demikian, seakan dia menyesalinya, dan sekarang dia memaki-maki dirinya sebagai pelampiasan rasa sesalnya. Karena terlalu takut m,encoba hal-hal yang baru yang terjadi dalam dirinya, (inilah catatan kegagalan seorang lelaki). Sehingga harus menunggu berputarnya roda waktu pada lesempatan yang kedua kalinya dengan tanpa berputus asa. Walaupun dalam hidup Radha seakan tetap terikrar dengan semboyan hidupnya yang tidak tahu menghargai perempuan untuk membayar anggun sikap lemah lembutnya dengan naluri perasaan sikap perempuan. Dengan harapan sepercik sinar kunang-kunang lampu di mata Radha untuk menggapai gadis pujaanya. Radha harus melangkah sejauh perasaan batinnya. Seraya sambil bilang “Ku Ingin Kau Terjatuh Ke Dalam Sumur Salju Jiwaku”.

Tiga bulan sudah sikap cueknya Radha pada Sisil terjadi. Lalu menjadikan sisil membencinya berbalik seratus persen dari realita perkenalannya dengan Radha. Seakan seumur hidup Sisil tak ingin bertemu dengan Radha. Apalagi melihat mukanya Radha, seakan Sisil berikrar pada dirinya untuk tidak menemui laki-laki, seorang yang seperti Radha. Inilah korban rasa cinta yang terus-terusan di cueki oleh orang yang di kaguminya. Dan ini juga sebagi korban cinta yang tidak pernah di ikrarkan. Meskipun keduanya harus salinng menyesalinya. Tetapi setelah Sisil sadar, kemudian mencoba untuk berpikir jernih dengan kebeningan nuraninya. Sisil menghitung-hitung nilai positif dan nigatifnya sifat lelaki yang sangat egois dengan sifat cuek tadi. Baginya lelaki yang telah cuek pada dirinya adalah lelaki laknat di matanya dalam memorinya. Lalu Sisil dengan seksama dalam ketentraman serta ketenanngan hati dalam emosinya mengasumsikan. Dia berkata demikian, “Setelah Di Pikir-Pikir Biarpun Radha Adalah Lelaki Yang Cuek Pada Setiap Perempuan, Tetapi Dia Tidak Pernah Memperdayai Perempuan Untuk Di Mamfaatkan, Bahkan Aku Tidak Pernah Mendengar, Kisahnya Cintanya Radhahabis Manis Sepah Di Buang,”(positifnya sifat cuek). Hal ini yang membuat Sisil kembali berhasrat untuk bisa mndampingi hidup Radha manusia yang yang punya karaktar cuek pada perempuan. Sehingga pengalaman satu kali harus menelan pahitnnya di cueki Radha, di jadikan tantangan untuk manggapai dan memilikinya.

Sekarang Sisil muali mencari-cari cara dan strategi. Karena Sisil yakin di cela-cela sifat cueknya Radha ada tempat yang sejuk yang bisa di jadikan tempat berlindung. Sisil seakan-akan mengerti betul terhadap perjalanan lalu lintas cintanya dengan Radha. Sisil sekaranng berpikiran demikian. Jika Prnah cuek pada dirinya, Sisil manganggapnyna sebagi lampu merah perjalanan cintanya. Dan Sisil berkata, “saatnya menunggu lampu hijau dan saatnya mempersiapkan segala upaya”. Dengan rasa pasrahnya Sisil tak ingin melakukan kesalahan walau sekecil apapun agar bisa mencapai lampu kuning yang hanya menunggu katub bilik hatinya Radha. Tampa menunggu waktu lama lagi, Sisil mendatangi Radha dengan rasa menyerah pasrah. Dan dia bercerita di depan Radha, “sekarang aku datang padamu tak untuk minta apap-apa darimu, hanya ingin aku beri tahu bahwa keputusanmu adlah kodrat bagikudan aku tak tahu harus berbuat apa? Hanya kaulah yang bisa membuat aku bahagia atau kecewa”. Kalimat yang di ungkapkan Sisil ini cukup membuat Radha terkesima mendengarnya. Seketika itu juga seakan lenyap sikap cueknya pada perempuan. Empatinya menngalir laksana sungai, kemudian di pegang tanngan Sisil dengan erat sambil bilanng inilah muara cinta kita yang bukan milik siapa-siapa, tetapi ini adalah milik kita, (catatn gigihnya wanita menggapai cinta).

Mendengar pengakuan suara Radha, Sisil mengigil. Laksana sang Rasul letika kedatangan tamu Jibril. Seketika itu juga menetes dari kelopak mata Sisil air mata suci bening sebagi saksi rasa bahagianya . Sisil dan Radah merasakan kebahagiaan yang tiada taranya. Usaha dan kegigihannya untuk mengagpai cintanya mengucurkan keringat kuning. Sekarang menjadi kolam cintanya. Deritanya sirna seketika itu juga bagaikan kemarau satu tahun, lenyap seketika hujan. Inilah kisah cinta yang sangat berarti dan sangat melegenda di alami insan anak manusia. Seorang pemuda yang berharap jatuhnya purnama di pangkuannya. Dan tiba-tiba menjadi kenyataan. Perempuan nan anggun berbusana rapi berperadaban sopan benar-benar terjatuh ke dalam sumur salju jiwanya.

Inilah peristiwa cinta yang juga pernah di ungkapkan oleh penyair dunia “ Kahlil Gibran” katanya, “ cinta bagai burung yang ingin di tangkap, tapi tak ingin sehelai bulupun ada yang terjatu”. Singkat cerita ini Sisil pun menjadi burung dalam sangkar hatinya Radha. Mereka sekarang merajut cinta, hidup penuh saling percaya dan saling mem,bagi rasa bersama. Sungguh mereka benar-benar hidup dalam sangkar surga cinta