Thursday 20 May 2010

NAFAS CINTA YANG TERPENJARA

CATATAN KE I
Pada suatu kejadian yang sangat berarti ketika mata menjabat rasa menjadi sahabat jiwa.Waktu itu bertetan liburan semesteran. HMJ mengadakan Baksos yang menjadi jalan aku menuju pencarian yang sangat menakjubkan. Sebenarnya tak pernah terlintas dalam bayangan dan pikiran bahwa jiwa ini akan menemukan sosok pujaan yang tercipta jadi kenangan panjang. Berawal dari saling bertanya nama, semakin hari terasa semakin menajadi keindahan dalam bayangan. Sehingga pada suatu hari seakan waktu memberi kesempatan untukku, hingga aku sempat menemaninya ketika dia bermain game soliter di lab Madrasah ditempat baksos dilaksanakan. Kemuadian teriring hari yang semakin dewasa aku mengenal dia dalam sopan santun yang membuat aku terpesona, aku minta nomer HP-nya dan dia memberinya seakan semudah rasaku yang ingin mekar dalam cinta. Dan dalam kesempatan waktu disaat temen-temen semuanya dalam keadaan yang sangat sibuk, aku sempat membaya digital yang merupan pasilitas baksos, lalu akupun sempat mengambil gambarnya dia orang yang sangat menjadi pujaan dalam sanubari yang tak kuasa aku ingkari.Semakin hari rasa kagumku semakin terjadi, lalu aku meminta izin pada gadis ini untuk mencetak fotonya untuk aku jadikan penenang dalam bayangan yang terus meronta untuk aku jujur dalam rasa cinta.

Karena dalam cerita hatiku gadis ini telah menjadi tujuan untuk aku membangun cinta bersamanya, seakan kata hati selalu bercerita tentang cantiknya dia dan bayangan indah sopan tingkahnya menjadi lemahku dan seakan mengharuskanku untuk belajar dalam berjalan dan menelusuri licin dan halusnya langkah cinta. Kemudian rasa ingin bertemu terjadi terus-menerus yang aku seakan tak pernah sadar kemampuan apakah yang telah menjadi api semangat ini. Keinginan untuk aku bisa memandangnya, memebuat aku harus mampir di tempat posnya dimana dia tinggal sewaktu di baksos itu. Tentu hal ini bukan suatu yang bisa ku lakukan dengan mudah, seakan tantangan untuk melawan peasaan untuk bisa saimpai risalah hati ini yang memberikan kesempatan aku berdusta walau pada perasaan diri.Setelah baksos usai, rasa jiwa sungguh menjadi utovia dalam rasa cinta yang hidup menjadi nafas bayangan dalan sanubariku.sesampainya di kontrakan, rasa kagumku tak bisa hilang dan tiba-tiba menjadi rindu yang terus hantui bayangan dari siang kemalam, dari malam ke siang lagi. Aku terus bertanya, apakah ini benar kekuatan cinta terus ku kayuh dalam gelisah memaksaku untuk SMS dia, aku bilang untuk menemuinya dan akupun bisa menemui dia di pondoknya yang jaraknya tidak jauh dari kampus hijau sebagai tempat cinta bercerita.

Dalam pertemuan ini waktu seakan memberikan kesempatan yang sangat singkat sekali, hingga aku hanya bisa ngomong beberapa kata dengan penuh kaku, karena emosi perasaan cinta seakan mamaksa untuk ungkapkan kejujuran hati, tapi aku sadari ini bukan waktu yang tepat, lalu aku pulang, tapi sesampainya di kontrakan rasa risau dan kegelisahan semakin terjadi.Sungguhlah ini perjalanan yang jauh, sampai aku temukan diriku dalam keadaan yang sangat lemah dan kuyup. Dayaku hanya ada dalam rasa cinta dan di paksa untuk aku menemukan gadis yang paling menjadi mawar hati yang indahnya hanya bisa tercium dalam bayangan. Sungguhlah gadis ini semakin hari semakin kuat menjadi gelombang hasrat yang terus menjadi mesin dalam jiwa. Tak kuasaku memenjarakan semuanya, lalu aku SMS dia lagi meminta menemuiku di kampus dan kebetulan waktu itu pemprogman kartu rencana study , diapun datang di kampus tempat yang aku janjikan, karena dia sambil lalu mau memprogram mata pelajarannya maka aku membantu dia dalam memprogram dan mengurus nilainya yang bermasalah, disinilah yang sempat aku sedikit bangga, melihat dia gembira ketika nilainya bisa di rubah setelah aku membantu mengurusnya dari nilai dua koma berapalah aku tak tahu, hingga menjadi tiga koma delapan.Seusainya proses tadi, karena waktu sudah siang lalu pulang besama dan berpisah di halaman kampus, aku menuju kontarakan dan diapun menuju pondoknya.

Dari kejadian yang telah terjadi menjadikan renungan semakin hidup dan hayalanpun semakin tinggi terbentang seluas cakra langit tuhan, aku tak tau lagi dan bahkan aku terasa tak mengerti yang semula tujuanku hanya kuliah, tiba-tiba cinta hadir memiliku menjadikan aku terlupa dalam sejenak akan pesan orang tuaku, akan tujuan masa depanku, seakan ini bagai kesuksesan yang tak dapat lagi untuk dibandiangkan, karena memang emosiku , perhatianku, seakan semuanya yang ada adalah milik cinta dan hidup dalam kasih sayang yang tulus yang lebi aku hargai dari pada ragaku sendiri.Ini kejadian yang aku rasakan keajaiban, kalapun banyak orang yang bilang kalau cinta adalah anugrah dari tuhan yang menjadi hukum alam di atas dunia yang sempurna ini. Aku terus bertanya, tapi tak dapat aku jawab dengan penjelasan kata. Keberadaanku menjadi gelisah dan merasa sakit yang tak dapat aku obati dengan obat, menajdi hausku yang panjang yang tak dapat aku hilangkan dahagaku dengan bening dan kejernihan air. Aku hanya bisa menjawab dengan suara hati kecil, dan kebenarannya hanya cukup untukku saja, mungkin inilah anugrah cinta yang aku benarkan dengan nuraniku sendiri.

Disinilah aku temukan kebahagiaan dengan apa adanya, terasa bagai kenyataan menikmati surga cinta, walau aku sadari adalah kemabukan dan kegilaan apa yang telah aku alami. Kemudian seiring detik yang berputar, hari silih berganti namun dia tetap menjadi bunga dalam ingatan dan pikiran. Aku semakin tak sanggup membawa perasaan yang semakin membakar dan menjalar dalam denyut nadiku, aku SMS dia lagi, seperti biasa ketemuan di kampus dan bertepatan karena waktu itu adalah hari liburan, diapun datang memenuhi undanganku.

Dari panjang perbincangan yang ku maksudkan untuk ungkapkan perasaan, emosiku menjadi musuhku yang sangat ulung, menyebabkan aku hanya bisa ungkapkan kata yang bisa aku lepas dibibirku yang gemetar bergelimang keraguan dan harapan, karena perasaan jiwa bagai badai menerjangku seketika, tapi aku paksakan melawan emosi ini lalu ku angkat dari rasa jiwa yang jernih kemudian ku bilang ” Aku Menyukaimu”, terlepasnya kata ini di lidahku menjadikan suasana yang anginpun seakan berhenti menjadi sunyi di sekelilingku. Kemudian kata singkat itu menjadi penjara dalam perasaan dan emosiku seakan suara yang lepas di bibirku bagai kutukan bagi hidup,seakan hanya untuk hidup terpungguk menunggu jawaban, hari demi hari HP di tunggu berdering, detik demi detik aku terus tanyakan kepada waktu bahkan di langit kamar hidup ku harap engkau menjadi lentera yang dapat terangi penantian ini, lalu sampil menunggu ku tulis sebuah puisi.

Di tengah malam tanpa suara

Ku duduk menanti di atas bumi buih.

Ku terasa meratap wajahmu pada bundar rembulan.

Terangi gelap di kelam hati ini.

Menantiku sepi seorang diri.

Bersama asa bayangan menari.

Saat cinta membelah jiwa.

Hangatkan rasa rindu membakar hati.

Engkau bagitu sejuk di kelopak mataku.

Engkau bagitu indah dalam lamunanku.

Menjelma di detik-detik ilusiku.

Terpancar yakin dalam ketulusan cinta bersemi.

Engkau menjadi bunga taman hati

Setelah aku tulis sajak itu aku tertidur, tapi perasaan terasa terus berjalan membata langkah dalam kehampaan. Mimpiku terasa bagai dlam pelayaran, ketika terbangun dari tidur aku mengira sudah sampai di pulau harapan untuk aku temukan jawaban, tapi ternyata aku masih berada di tenngah gemuruh ombak dalam skeptis antara aku tenggelam dan mati atau aku mesti sampai ke pantai pasir putih ke pulau cinta bersemi.

Sungguh perantauan cinta ini memaksa gelisah dan juga lara yang tiada terlihat dalam luka, kadang aku berpikir untuk kembali bagai matahari yang ingin pulang keharibaan ufuk manghribi untuk aku dapati kesejukan dalam hati yang tentram terpeluk malam. Dalam perasaan begini aku hanya terus membumbung doa seluas langit, lautan, seluas cakrawala tuhan yang di bentangkan di atas alam, sebab aku hanya kuasa memohon hidayah, jika memang benar cinta akan menjadi anugrah, ku yakin tuhan tidak akan salah menghadirkan hidupku kealam dunia.Dan yang terahir aku berdoa, semoga ini menjadi jalan yang tuhan meridhoi.

Inilah sepintas cerita kupu-kupu yang hinggap di kebun bunga untuk mencari madu yang akan di jadikan penawar emosi yang berlaga dalam perasaan penantian menunggu jawaban cinta, dalam cerita singkat ini, seakan ada pembelajaran kesabaran Ibrahim untuk mendapat kebenaran, ada pembelajaran Musa hingga mendapat kemulyaan, dan juga ada pembelajaran Adam untuk mengapai Mawaddah Wa Rohmah, semoga tuhan masih menghendaki yang demikian. Aminn.

No comments:

Post a Comment